Pendidikan adalah slot resmi fondasi utama dalam membentuk masa depan bangsa. Namun, ketika sistem pendidikan kita menunjukkan gejala “sakit” — rendahnya kualitas pembelajaran, ketimpangan akses, hingga minimnya relevansi kurikulum — muncul pertanyaan yang tak terhindarkan: siapa yang harus disalahkan?
Akar Permasalahan dalam Sistem Pendidikan Saat Ini
Kondisi pendidikan di berbagai daerah masih menunjukkan ketimpangan yang mencolok. Sekolah-sekolah di perkotaan mungkin sudah menikmati fasilitas memadai, sedangkan di daerah terpencil, siswa masih belajar di ruang kelas seadanya. Belum lagi persoalan kurikulum yang sering berubah-ubah tanpa evaluasi menyeluruh, membuat guru dan siswa kebingungan dalam beradaptasi.
Baca juga: Mengapa Sekolah Tidak Lagi Menyenangkan? Ini Alasannya
Masalah juga terletak pada distribusi tenaga pengajar. Banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan yang memadai, sementara yang sudah berpengalaman kadang tidak merata penyebarannya. Selain itu, beban administratif yang tinggi membuat guru kehilangan fokus pada kegiatan mengajar.
-
Kebijakan pendidikan yang tidak konsisten dari waktu ke waktu.
-
Ketimpangan akses antara wilayah maju dan tertinggal.
-
Kurangnya pelatihan dan pengembangan profesional guru.
-
Kurikulum yang tidak kontekstual dan kurang relevan dengan kebutuhan zaman.
-
Minimnya keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam mendukung pendidikan.
Menunjuk satu pihak sebagai kambing hitam tidak akan menyelesaikan masalah. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama — pemerintah, guru, orang tua, dan masyarakat. Yang dibutuhkan sekarang adalah refleksi, evaluasi, dan kolaborasi untuk membangun sistem pendidikan yang sehat, adil, dan bermakna.